HIDUP ENAK
Hidup Enak Itu Seperti Apa?
Ada orang mengira hidup enak dan dimuliakan itu adalah kalau rizkinya diluaskan benar-benar. Walau mungkin iya, namun belum tentu.
Makanya, di surat al-Fajr, Allah mengingatkan kita yang maknanya:
"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
[Q.S. Al-Fajr: 15]
Nanti saat Allah uji dengan kesempitan rizki, mereka bakal berkata: ""Tuhanku menghinakanku".
[Q.S. Al-Fajr: 16]
Jadi, jangan terlalu bangga jika rizki meluas; karena ya sudah Allah katakan:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
[Q.S. Al-Munafiqun]
Maka hati-hati, Allah sudah beritahu:
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak".
Juga: "Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." [Q.S. Al-Hadid]
Muslim perlu benar-benar ingat akhirnya pada firman Allah:
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan."
[Q.S. Al-Anbiya: 35]
Hidup enak itu lalu seperti apa?
Allah Ta'ala sudah memberi tahu pada kita hidup enak tu ya kayak begini:
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًۭا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌۭ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةًۭ طَيِّبَةًۭ ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya KEHIDUPAN YANG BAIK dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
[Q.S. An-Nahl: 97]
Nah, itu hayat thayyibah. Kehidupan yang enak. Syaratnya:
✅[1] Beriman, dan
✅[2] Beramal shaleh
Makanya, Allah Ta'ala tak sesekali mengqorinkan keduanya dan menyebutkan imbalannya, sebagaimana ayat di atas. Tetapi ada hal bagus yang perlu kita fahami dari tafsiran para ulama tentang hayat thayyibah.
Ternyata Ali bin Abu Thalib, Ibnu Abbas dan lainnya menafsirkan begini:
الحياة الطيبة هي القناعة
"Hayat thayyibah itu adalah qana'ah (sikap merasa cukup)."
Kalau difikir-fikir, benar juga. Seseorang walau penghasilannya standar, tapi jika ia ber-qana'ah, tidak menjilat-jilat bumi dan merasa semua baik atau buruk adalah ujian, ia merasa sudah kaya.
Beda halnya dengan orang yang penghasilannya luar biasa banyaknya, namun masih saja merasa kurang. Ini sejatinya miskin.
Apalagi kalau ternyata banyak uang dan properti karena ngutang di bank. Miskin ini namanya. Bakal banyak pikiran.
Makanya, kata Ibnul Jauzy:
«من قنع طاب عيشه، ومن طمع طال طيشه»
"Barangsiapa merasa cukup, maka indah hidupnya. Barangsiapa merasa tamak, panjang gundahnya."
Maka, mau bahagia hidupnya? Merasa cukuplah dengan rizki yang ada.
Tapi, jangan pernah merasa cukup dalam hal ilmu agama, amalan saleh dan mensucikan jiwa.
Semoga hari kita Allah berkahi. Aamiin.
______________
Sumber: FB Ustadz Hasan Al Jaizy, melalui grup MDS
——¤•¤•¤——
Repost by :
SOBAT MUSLIM, Grup Sharing Kajian Islam Khusus Ikhwan (Laki-laki)
Admin: +62 853-1028-3995 (Daftar via WhatsApp, Ketik: Daftar#Nama#Kota Domisili)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar