14 Pebruari 2014
Malam terdengar gemuruh suara menggelegar aku pikir itu hanya sebuah sound sistem. Seiring gemuruh suara yang menggelegar di bagian timur tepatnya, tiba-tiba kaca jendela masjid bergetar begitu lama.
"Mungkinkah ini gempa" ujar dalam hatiku
Sebelum adzan subuh, setelah bangkit dari tidur malam terlihat seperti pasir putih di halaman masjid,
Apakah ini?
ketika wajah ini kuangkat menatap langit tiba-tiba mata ini terasa perih. Ternyata hujan debu yang membuat mata ini perih. Gunung kelud telah meletus,suara yang menggelegar tadi malam adalah suara Gunung Kelud meletus. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
Saudaraku,,,
Mari kita tundukkan kepala sejenak, merenung dan introspeksi…!
Negeri kita ini seolah-olah tidak pernah berhenti dari berbagai macam musibah dan bencana, besar maupum kecil.Hampir setiap tahun pasti ada bencana yang menimpa negri kita ini. Semenjak gelombang tsunami menerjang Aceh (26 Desember 2004),Gempa Nias (28 Maret 2005), Gempa Yogyakarta (Mei 2006), Gempa Sumatera Barat (Maret 2007), Gempa Simelue (20 Februari 2008),gempa bumi yang meluluh-lantakkan Padang, Sumatra Barat (September 2009), Gunung Merapi Meletus (26 Oktober 2010) dan masih banyak lagi bencana secara beruntun dan bertubi-tubi musibah itu menimpa kita, bangsa Indonesia, silih berganti: gempa bumi, angin lesus, angin puting beliung dan tornado, tanah longsor, banjir, gunung meletus, berbagai penyakit dan berbagai kecelakaan (darat, laut, dan udara), dan lain sebagainya.
Pendek kata, seolah-olah tiada hari tanpa musibah. Yang kesemuanya menelan korban yang cukup banyak baik korban jiwa maupun materi (harta benda).
Kita yang selamat dari musibah itu tentu ikut merasa sedih dan prihatin atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita. Kita doakan semoga Allah memeberikan kesabaran, pahala dan ganti yang lebih baik, dan yang meninggal semoga diampuni dosa-dosanya, diterima amal ibadahnya, dan dilimpahi rahmat oleh Allah di alam kuburnya. Amin.
Dari berbagai musibah itu ada ibrah (pelajaran) dan hikmah yang perlu diambil. Tidak cukup hanya membenarkan hasil analisis ilmu pengetahuan yang menegaskan bahwa gempa bumi di Indonesia itu “wajar” alias “fenomena alam biasa”. Karena di wilayah Indonesia ini banyak terdapat gunung berapi (deretan sirkum pasifik) yang menyebabkan terjadinya gempa vulkanik, atau karena terjadinya pergeseran lempeng bumi (yaitu lempeng Indo-Australi dan Indo-Eurasia) yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik yang dahsyat (seperti yang terjadi di Aceh) itu. Kita tidak bermaksud menolak itu, tetapi kalau berhenti sampai di sini… ya ini yang namanya sekuler. Menilai segala sesuatu hanya dari sisi dunia dan IPTEK semata, tidak mengaitkan dengan agama. Padahal konsep agama dalam memandang bencana ini sangat penting, tidak boleh diabaikan, karena akan membuat umat manusia introspeksi, dan memperbaiki diri. Orang yang mengembalikan urusan bencana hanya kepada alam, tidak pernah mengaitkannya dengan Allah adalah orang-orang yang sombong.
Bahkan ada yang mengatakan "woo,, gunung ini meletus pasti gara-gara kurang sesajennyaa"
Semoga kita tidak mengatakan ucapan yang mengantarkan pada kesyirikan.
Setiap kejadian yang ada kita bisa mengambil pelajarannya, berikut ini pelajaran penting dari berbagai musibah:
1. Berbagai musibah besar itu bukti kekuasaan Allah, ke-Maha Besaran Allah, dan bukti kelemahan manusia.
Coba kita perhatikan: dalam hitungan menit Aceh rata dengan tanah, dalam hitungan detik Yogja dan Padang hancur total. Dan manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Jangankan menolak bencana, dapat menghindar untuk menyelamatkan diri sendiri saja sudah untung. Makanya tidak pantas manusia menyombongkan diri.
2. Musibah (cobaan atau azab) Allah itu selalu datang secara tiba-tiba.
Allah Subhanaahu wa Ta`ala berfirman:
بَلْ تَأْتِيهِمْ بَغْتَةً فَتَبْهَتُهُمْ فَلا يَسْتَطِيعُونَ رَدَّهَا وَلا هُمْ يُنْظَرُونَ
“Sebenarnya (azab) itu akan datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong, lalu membuat mereka menjadi panik, maka mereka tidak sanggup menolaknya, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.”
(QS. Al-Anbiya’: 40)
Ayat ini menjelaskan bahwa musibah (bencana) datang secara tiba-tiba, dan manusia tidak mampu menolaknya.
3. Musibah itu menimpa seluruh manusia
Ketika musibah besar menimpa, maka yang terkena musibah bukan hanya orang-orang zalim dan berbuat maksiat saja, tetapi orang-orang beriman dan orang shaleh pun terkena juga. Allah berfirman, yang artinya:
اتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan takutlah (jagalah) dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksa-Nya.
(QS. Al-Anfal: 25)
4. Setiap musibah itu adalah “bima kasabat aidin-naas/ bima kasabat aidikum” (sebab ulah tangan dan dosa manusia).
Allah berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
Ummu Salamah Rodiallohu `anha berkata: aku mendengar Rasulullah Sholallohu `alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا ظَهَرَتِ الْمَعَاصِى فِى اُمَّتِى عَمَّهُمُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ …
“Apabila maksiat sudah merajalela di kalangan umatku, Allah akan menurunkan siksa dari sisi-Nya kepada mereka secara merata…” (HR. Ahmad, dll. Hadits Shahih)
Dosa dan kemaksiatan akan menyebabkan terjadinya musibah, dan musibah bisa berupa siksaan dan kehancuran.
Sejarah telah membuktikan:
1. Kaum Nabi Nuh `alaihi salam ditenggelamkan Allah dengan banjir bah karena ingkar dan menentang ajaran Nabi Nuh `alaihi salam.
2. Kaum Nabi Hud `alaihi salam (kaum Ad) dihancurkan Allah dengan angin topan, setelah mereka menentang Nabi Hud `alaihi salam.
3. Kaum Nabi Shaleh `alaihi salam (kaum Tsamud) dihancurkan Allah dengan petir yang menyambar mereka karena keingkaran mereka.
4. Kaum Nabi Luth `alaihi salam dihancurkan Allah dengan hujan batu yang sangat panas karena perbuatan keji mereka berupa homo seks.
5. Raja Namrud dan kaumnya yang ingkar dengan dakwah Nabi Ibrahim `alaihi salam, bahkan mereka membakar Nabi Ibrahim, dibinasakan Allah dengan pasukan nyamuk.
6. Fir’aun dan bala tentaranya yang memusuhi dakwah Nabi Musa `alaihi salam, ditenggelamkan Allah di Laut Merah.
7. Qarun yang kaya raya, tapi meterialis dan pelit (kikir) ditelan bumi beserta seluruh harta kekayaannya –hingga sekarang kalau ada orang menemukan harta di dalam bumi kita sebut “menemukan harta karun”-.
Demikian seterusnya, bahwa kemaksiatan dan kekafiran akan menimbulkan bencana, siksaan dan kehancuran. Belum cukupkah bukti-bukti itu?!
Sementara di Negara kita, Indonesia, maksiat apa yang tidak ada?! Semua ada, dan semua dilakukan dengan terang-terangan, tidak ada yang tersembunyi. Kesyirikan, bid'ah, penipuan, korupsi, pergaulan bebas, dan masih banyak lagi yang semuanya bisa kita lihat.
Maka sekali lagi, tidak boleh kita menyikapi setiap bencana itu hanya dengan mengatakan, “Itu fenomena alam biasa”, “wajar”, dan sebagainya. Tidak dikaitkan dengan konsep agama. Karena ini tidak membuat orang jadi sadar dan memperbaiki diri.
Kita berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari segala bencana, dilimpahi rahmat dan berkah-Nya, serta diberi keselamatan di dunia dan akhirat. Amin ya Rabbal ‘alamin.
وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ
“Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedangkan kamu tidak menyadarinya.” (QS. Az-Zumar: 55)
Allohu a'lamSumber : Majalah Islam
Klik Tombol Print atau Pdf untuk ambil artikel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar